Selasa, 09 Oktober 2012
On 20.58 by Unknown in Pergerakan No comments
Oleh Muhammad War’i*)
Kasus terorisme
belakangan ini semakin menjamur dan menjadi sumber ketakutan dan kepanikan
seluruh masyarakat dunia, mulai dari Negara-negara maju termasuk Negara adi
daya Amerika, sampai Negara-negara berkembang seperti bangsa Indonesia. Bahkan,
semakin hari semakin merajalela aksi terorisme di bumi pertiwi ini.
Sejak aksi
terorisme terjadi di pulau Bali yang kemudian diikuti oleh daerah-daerah lain
di pulau Jawa sampai beberapa waktu lalu sempat terjadi di Cirebon jawa barat,
menjadikan nusantara sebagai lahan ketakutan. Miris, memang, menyaksikan bumi
pertiwi yang dibombardir seperti daerah perang. Bukan bom dari Negara lain
seperti Palestina yang dibombardir Israel, akan tetapi seperti bom otomatis
yang meledak sewaktu-waktu di daerah yang dikhendaki. Sebuah polemik yang
begitu panjang yang tak diketahui ujungnya.
Ironisnya,
setiap aksi terorisme terjadi di belahan bumi, yang selalu kena tuduhan adalah
agama islam. Entah mengapa agama yang dibawa nabi Muhammad saw. ini selalu
menjadi kambing hitam setiap ada aksi terorisme, padahal apa yang dibawa agama
islam tidaklah seperti apa yang dipersembahkan terorisme kepada umat manusia. Islam
membawa kedamaian, mebawa toleransi antar umat beragama dan sangat menjunjung hak
asasi manusia. Sementara terorisme memberikan 180 derajat bertolak dengan apa
yang dibawa islam. Hal ini memunculkan pertanyaan, benarkah islam itu teroris?
Di saat yang
sama, ketika umat Islam dihujat sebagai agama teroris, pemeluknya terdiam
terpaku, tetap berselimut di ranjang mereka, seakan tak peduli dengan angin
topan yang memporak-porandakan halaman rumah mereka. Inilah permasalahan besar
umat ini yang jiwa refleksitismenya telah mati terhadap ajaran-ajaran agama.
Begitu banyak
organisasi-organisasi yang menjadikan Islam sebagai payung mereka, akan tetapi
tidak ada satupun dari mereka yang bangkit melawan ketika payung mereka disobek
dan dicampakkan begitu saja. Islam seolah monumen besar di persimpangan jalan,
yang diagungkan bentuknya, namun dicampakkan ajaran-ajarannya. Dengan demikian
apakah kita benar-benar memperjuangkan Islam? Atau jangan-jangan Islam yang kita
harapkan memperjuangkan kita?
Berangkat dari
segala polemik yang terjadi dewasa ini, saya berpikir, bagaimana solusi yang
tepat untuk memecahkan permasalahan yang seperti mencari jarum ditumpukan
jerami. Saya mulai curiga akan kekuatan besar yang sebenarnya dimiliki Islam.
Islam di sini tentu yang saya maksud bukan benda matinya, akan tetapi
penggerak-penggeraknya, yaitu orang-orang yang telah Allah titipkan kepada
mereka amanah berupa iman.
Jumlah umat Islam
yang menjadi mayoritas agama di muka bumi ini, tidak semerta-merta menjadikan
ia begitu disegani, akan tetapi justru sebaliknya, Islam menjadi monumen besar
yang keberadaannya seolah untuk ritual penghinaan. Mulai dari tuduhan bahwa
sebagaian besar penghuni Lembaga Permasyarakatan (LP) itu adalah beragama Islam,
sampai image busuk yang mesti dikantongi oleh ajaran Tuhan ini, yakni
sebagai teroris.
Ketika
tuduhan-tuduhan busuk mereka kepada Islam begitu gencar, sampai hal tersebut
bisa dikatakan berhasil, dimana kita ketahui bersama bahwa setiap aksi
terorisme yang terjadi pasti yang paling dahulu disebutkan sebagai pelakunya
adalah umat islam. Hal ini kontan membawa-bawa nama pesantren yang menjadi
sentral pendidikan agama Islam menuai banyak justifikasi dari elemen
masyarakat. Hal ini membuat banyak pesantren-pesantren didatangi densus 88 anti
terror, dan anehnya setiap operasi mereka, pasti diikuti oleh stasiun-stasiun
televisi yang siap menayangkan hal tersebut ke seluruh penjuru dunia.
Sepertinya Islam sedang digerogoti pijakannya, dan jika penghuni yang di
dalamnya tetap acuh tak acuh, maka tentunya kehancuran tak bisa terelakkan.
Mari kawan,
mulai dari yang bersatu, yang berhimpun sampai yang bergerak, satukan langkah
dan tekad kalian, jangan biarkan payung kalian dihina dan dicampakkan oleh
musuh-mush kalian. Pergerakan adalah salah satu langkah yang mesti kita lalui,
karena jika kita hanya berdiam di atas ranjang, itu sama saja mengubur Islam di
kebodohan kita.
Tak ada
perjuangan tanpa pergerakan, karena kunci dari perjuangan adalah bergerak, akan
tetapi pergerakan pun tak akan ada artinya, tanpa didasari oleh kesadaran akan
nilai-nilai luhur yang telah Islam ajarkan. Pancasila yang menjadi dasar Negara
pun harus semakin ditegakkan guna membentuk insan yang berjiwa nasionalisme.
Sehingga diharapkan, kolaborasi antara jiwa ke-Islaman dan nasionalisme akan
melahirkan generasi bangsa yang membawa kedamaian, tidak dibelenggu oleh sifat fanatisme
buta dari ajaran-ajaran yang mereka anut. Karena disadari atau tidak, salah
satu faktor munculnya aksi terorisme yang selalu membawa nama Islam adalah
karena beberapa sekte dari umat islam sendiri yang pemahaman mereka masih
setengah-tengah dengan konsep jihad kemudian dibalut dengan kefanatikan.
Islam bukanlah
teroris. Islam adalah agama yang membawa kedamaian dan mengajarkan toleransi
dan kasih sayang diakalangan umat manusia dan seluruh alam. Islam adalah
permata yang tidak tertandingi harga dan kemuliannya. Akan tetapi jika
penganutnya hanya bangga tanpa memperjuangkannya, tentu permata akan menjadi
besi karat yang tak ada harganya. Mampukah kita menepis tuduhan mereka tentang Islam
yang dianggap teroris? Tentu tidak hanya
dengan kata-kata, akan tetapi dengan perjuangan dan tingkah laku kita akan
menjawab atas tuduhan itu. Wallahul Hadi.[]
*) Penulis adalah Mahasiswa Jurusan
Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Humaniora dan Budaya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Arsip Blog
Terpopuler
-
Oleh: Mahalasari * ABDURRAHMAN WAHID atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Dur merupakan keturunan darah biru. Ayahnya yang ...
-
Oleh R Fikri Abdillah* Kata Buruh sudah sangat akrab di telinga kita. Buruh menjadi bagian tak terelakkan dalam kehidupan manusia...
-
“Ilmu-ilmu yg kita pelajari sebagai alat pembebas atau alat penindas…” – Ws Rendra Tak jarang kita mendengar adagium yang b...
-
Oleh: Muhammad Hasan* Masih tergambar jelas dalam ingatan kita isak tangis dan gema takbir jutaan orang sebagai tanda penghormatan t...
-
Baru-baru ini di berita dan berbagai media, masyarakat seperti terfokuskan perhatiannya terhadap pemberitaan tentang pengerdilan wew...
Kategori
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.

0 komentar:
Posting Komentar