Blog ini sebegai media buletin online El Minhaj yang dikelola oleh warga rayon “Perjuangan” Ibnu Aqil sebagai wadah untuk mengibarkan paham Ahlussunnah wa Al-Jama’ah.

Kamis, 04 Oktober 2012

On 12.47 by Unknown in    No comments

Oleh: Muhammad Hasan*
Masih tergambar jelas dalam ingatan kita isak tangis dan gema takbir jutaan orang sebagai tanda penghormatan turut mengiringi kepulangan bapak pluralisme sejati keharibaan sang pencipta. Peristiwa itu terjadi sekitar 3 tahun silam tepatnya pada tanggal 30 Desember 2009. Mantan Presiden Republik Indonesia periode 1999-2001 tak lagi hadir di tengah-tengah kita, namun jasa-jasa dan pemikirannya selalu dikenang dan abadi sepanjang zaman.
Mendiskusikan sosok seorang Gus Dur memang tak ada habisnya untuk dikenang dan diteladani sepak terjangnya. Gus Dur tumbuh dan berkembang dibawah kepengasuhan keluarga yang intelektual dan religius islami sehingga semenjak dari kecil beliau telah mengenyam pendidikan islam. Pengalaman dan pendidikannya sangat luar biasa. Gus dur pernah bergaul dengan tokoh-tokoh besar Muhammadiyah Yogyakarta ketika masih bersekolah di Krapyak, menamatkan kuliah di Universitas Al Azhar Mesir, kemudian ke Universitas Baghdad Iraq, dan terakhir di Universitas McGill Kanada untuk pengkajian Islam. Pengalaman organisasi dalam ranah ke-NU-an sebagai penerus perjuangan ayahandanya, pergaulannya yang sangat luas dan kemampuannya dalam memecahkan masalah pelik, dapat berpikir unik namun tepat, serta solusinya cenderung efektif telah menempatkan sosok Gus Dur  sebagai tokoh yang disegani dan dihormati oleh setiap kawan maupun  lawan.
Banyak para tokoh dunia yang mengagumi dan memberikan penghargaan tertinggi kepada Gus Dur. Dari sabang sampai merauke, dari gedung putih sampai vatikan semuanya menyanjung dan mengaguminya. K.H. Abdurrahman Wahid, demikian nama lengkapnya adalah  seorang tokoh nasionalis yang demokratis, humanis, dan humoris. Puluhan gelar telah disandangnya, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Kiprahnya dalam kancah perpolitikan tanah air membawa perubahan yang sangat berarti dalam kemajuan bangsa ini.
Kontroversial dan unik, namun selalu relevan dengan kata kreatif adalah karakter seorang Gus Dur. Prinsip dan sosok beliau yang belum ada duanya di negeri ini, barang kali telah menjadikannya sebagai insan yang tampil heboh. Entah karena beliau memilih berbeda atau tidak nyaman menjadi biasa, yang pasti beliau telah banyak memberikan inspirasi dan pemikiran yang lebih kreatif untuk kemajuan bangsa.
Tanggal 27 September 2012 adalah momentum 1000 hari wafatnya seseorang yang memiliki julukan ad-Dakhil atau sang penakluk ini, banyak memori yang perlu dikenang dan diteladani oleh kita sebagai penerus tonggak perjuangan bangsa tercinta ini.
Ada beberapa suri teladan utama dari seorang gus dur  yang patut kita teladani dan aplikasikan dalam mengarungi kehidupan ini, yakni:

Ø  Tidak ada kata menyerah pada keadaan
Walau dalam keterbatasan fisik tak menyurutkan Semangat   Gus Dur dalam kancah dunia perpolitikan tanah air yang untuk turut aktif memajukan bangsa ini, sehingga telah mengantarkannya menjadi kepala negara, dan ini merupakan rekor khusus dalam sejarah bangsa. ringkasnya segala sesuatu bisa terjadi bukan karena faktor kebetulan. Semuanya membutuhkan spirit yang menggebu, etos kerja, dan tentunya tak menyalahkan keadaan dan tidak menyerah pada keadaan.
Ø  Bersahaja dan humoris
Gus dur selalu berpenampilan sederhana, bersahabat dengan siapapun baik kawan atau lawan politik, semua  dirangkul olehnya. Sehingga mampu menarik simpati orang-orang yang awalnya lawan menjadi kawan. Dalam setiap acara yang dihadirinya baik formal atau informal, beliau selalu menyempatkan diri menyelipkan selingan kata-kata humor, sehingga bisa mencairkan suasana yang kaku menjadi rileks namun tetap fokus.
Ø  Menghargai setiap perbedaan atau kemajemukan
Demokrasi, kebebasan berekspresi dalam kemajemukan adat, tradisi, ras, etnis, agama, agak terkekang dalam pelaksanaannya, maka pada era Gus Dur segalanya difasilitasi tanpa pandang bulu. Beliau selalu mengingatkan akan pentingnya saling menghargai dan menghormati keberagaman  perbedaan atau kemajemukan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Sebagaimana spirit semboyan bangsa Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu jua, dalam Negara kesatuan republik indonesia.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Surjono Hadi Sutjahjo, mengatakan, perjuangan Gus Dur dalam mewujudkan keadilan dalam berbangsa dan bernegara harus dilanjutkan.Ia mengatakan, selama hidup Gus Dur telah mengajarkan bangsa Indonesia mengenai banyak hal terkait mulai hubungan agama (Islam) dengan negara, toleransi antar umat beragama hingga persamaan hak sebagai warga negara. Selain itu, Gus Dur juga mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan pendapat, menghilangkan diskriminasi berdasarkan ras dan agama serta mewujudkan kemandirian bangsa dalam arti luas. "Gus Dur telah memberikan banyak pelajaran kepada bangsa ini. Teladan yang telah ditunjukkannya harus dapat dilanjutkan oleh bangsa ini," imbuh anggota tim ahli evaluasi program 100 hari SBY-Boediono.
Sosok seorang Gus Dur telah memberikan teladan kepada bangsa ini berupa kesederhanaan. Meski menjadi pemimpin besar dan pernah menjabat presiden, namun Gus Dur selalu menunjukkan kesederhanaan. Selain itu, Gus Dur juga memiliki tipe pemimpin bekarakter. Tak ayal saat memimpin bangsa ini, meski tengah dilanda situasi krisis multi dimensi, namun Gus Dur selalu mengedepankan kemandirian dalam mewujudkan pembangunan. Teladan dan perjuangan yang pernah dilakukan Gus Dur semasa hidup harus dilanjutkan untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran Indonesia secara berkelanjutan.
Gus Dur telah melakukan yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia. Kita sebagai generasi penerus bangsa sudah sepatutnya berterima kasih kepada jasa pemimpin seperti beliau sesuai kapasitas kita sebagai warga Negara indonesia. Kita tidak boleh menghilangkan atau melupakan sejarah, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq.
(dari berbagai sumber)
*Mahasiswa PBA Smstr III
Pengurus Rayon “Perjuangan” Ibnu Aqil devisi PWSDK
Musrif Mabna Ibnu Rusydi



0 komentar:

Posting Komentar